A.
Pengembangan Strategi Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Di Sd
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (pkn) yaitu suatu siasat
atau kiat yang digunakan untuk memilih, memobilisasikan dan mengimplementasikan
segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan
sumber-sumber belajar dalam proses bembelajaran pendidikan kewarganegaraan
(pkn) untuk mencapai tujuaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
telah ditetapkan.
b.
Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Agar penggunaan strategi berdayaguna dan berhasil guna perlu memperhatikan
beberapa kriteria pemilihan strategi. Beberapa kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran tersebut, yaitu :
1.
Faktor
pemilihan: seperti pemilihan bahan ajar, terutama berhubungan dengan
tingkat kedalaman dan keluasannya.
2.
Faktor
penentu: seperti penetapan tujuan pembelajaran terutama harus berorientasi pada
semua domein dalam pembelajaran.
3.
Faktor
efisiansi : yaitu berorientasi pada ekonomi terutama pada pilihan yang
sederhana, mudah dan murah.
4.
Faktor
efektifitas: yaitu berkaitan dengan instrumen yang digunakan terutama instrumen
yang berkaitan dengan tujuan, tugas-tugas dan motivasi.
5.
Faktor
relevansi: yaitu berkaitan dengan proses belajar dan hasil belajar.
6.
Faktor
pengaturan: yaitu berkaitan dengan (1). Pengaturan interaksi belajar yang
multiway traffict communication, (2) pengaturan mengenai pengelolaan pesan
yaitu (a) expository; (b) heuristik dan (c) hipotetik.
B. Pengembangan Pendekatan Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Di Sekolah Dasar.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan (pkn) di sekolah dasar. Yaitu :
a.
Pendekatan
Evokasi
Pendekatan ini menekankan keberanian dari inisiatif siswa untuk mengekspresikan
dirinya secara spontan atas dasar kebebasan dan kesempatan belajar yang
diciptakan guru. Untuk dapat mengimplementasikan pendekatan ini guru dituntut
dapat menciptakan iklim belajar yang sejuk, menyenamgkan, bebas dari tekanan,
terbuka dan bersahabat sehingga siswa berani curhat agar dapat mengekspresikan
dirinya dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendekatan ini.
b.
Pendekatan
Inkulsi
Pendekatan ini bertujuan untuk menanamkan suatu nilai, moral maupun norma
tertentu kepada
peserta didik melalui sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Dengan kata
lain pelaksanaan pendekatan ini didasarkan pada sejumlah peretanyaan
nilai yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya oleh guru.
Pertanyaan nilai tersebut bersifat menemukan nilai yang jadi pilihannya yaitu
pertanyaan yang meminta murid menjelaskan atau mengklarifikasikan nilai yang
menjadi pilihannya. Pertanyaan yang diajukan oleh guru ini dinamakan pertanyaan inquiri.
Salah satu teknik mengajar yang paling cocok untuk pendekatan ini adalah
teknik inquiry nilai (value inquiry questening technique) dengan sejumlah
target nilai yang akan dicapai dan memanipulasikannya kedalam sejumlah
pertanyaan.
c.
Pendekatan
kesadaran
Pendekatan kesadaran berusaha mengungkapkan dan membina kesadaran diri atau
self-awareness siswa tentang nilai-nilai tertentu yang sudah dimilikinya atau
pada orang lain. Dalam pelaksanaanya siswa diberikan kegiatan-kegiatan
ter4tentu yang direncanakan oleh guru. Melalui kegiatan tersebut secara sadar
siswa diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang menjadi miliknya
dan yang dimiliki oleh orang lain.
Sebagai contoh, siswa diminta membuat daftar orang yang akan diundang dan tidak
diundang dalam suatu acara amal yaitu untuk menghimpum dana bagi korban
tsunami. Daftar tersebut disertai dengan alasan-alasanny mengapa mereka
harus diundang dan tidak diundang. Berdasarkan alasan yang dibuat murid
tersebut akan tampak seberapa mereka telah memiliki suatu nilai dan
demikian pula untuk orang lain.
d.
Pendekatan
Penalaran Moral
Pendekatan ini berusaha menumbuhkan penalaran moral melalui suatu analisis
kasus yang mengandung delema moral. Melalui pendekatan ini siswa dihadapkan
pada suatu kasus yang mengandung dilema moral. Selanjutnya siswa diminta
membuat suatu keputusan terhadap kasus yang dilematis tersebut lengkap denga
alasannya. Dari alasan yang diajukan siswa tersebut akan dapat diketahui daya
nalar moral yang dimiliki siswa. Walaupun sebenarnya yang akan menjadi fokus
kegiatan ini adalah nalar yang dalam hal ini disebut sebagai cognitive morale
development menurut kohlberg. Dengan kematangan nalar diharapkan dapat membawa
kepada kematangan moral.
Sebagai contoh yaitu kepada siswa diminta membuat suatu pilihan dilematis
tentang kesediannya memberikan donor darah guna menyelamatkan suatu operasi
dirumah sakit. Secara kebetulan hanya darahnya yang cocok. Dilain pihak dihari
yang sama dia harus membantu mengangkut barang dan banyak menguras tenaga, akan
tetapi hasilnya untuk menghidupi keluarga. Mana yang harus dilakukan
memberi donor darah atau mengangkut barang untuk menghidupi keluaga?
e.
Pendekata
Analisis Nilai
Pendekata ini disebut pendekatan analisis nilai atau value analysis karena
berusaha mengkaji atau menganalisis nilai yang terkandung didalamsuatu
peristiwa atau stimulus (media lain) yang disiapkan oleh guru. Tujuanya
yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap suatu nilai yang telah dimilikinya.
Kegiatan mengaalisis nilai merupakan suatu kegiata kognitif tingkat
tinggi yang pada dasarnya bukan saja manyatakan baik atau tidak baik akan
tetapi sampai pada analisa mengapa suatu kebaikan harus dilakukan kejahatan
harus ditinggalkan. Akhirnya kegiatan ini harus sampai pada penghargaan
terhadap suatu nilai yang menjadi pilihannya.
f.
Pendekatan
Mengungkapkan Nilai
Pendekatan ini berupaya menigkatkan kesadran diri sendiri ayau self-awareness
dan pemeliharan nilai dalam diri sendiri atau self caring. Pendekatan ini bukan
merupakan pemecahan masalah. Meningkatkan kesadaran akan perlunya memiliki
suatu nilai dan memelihara nilai pilihannya itu didalam kehidupanya sehari-hari
merupakan inti dari pendekatan ini. Melalui pendekatan ini siswa dbina
kesadarn emosionalnya tentang nilai yang menjadi pilihannya melalui
cara-cara yang rasional. Sedangkan siswa diminta mengungkapkan
pengalamanya melaksanakan suatu kebenaran atau kebaikan nilai yang
menjadi pilihannya.
g.
Pendekatan
Komitmen
Pendekatan ini berusaha menumbuhkan komitmen atau keterikatan siswa
terhadap suatu nilai. Misalnya seorang anak janji untuk berbuat baik terhadap
orang lain, janji untuk menjemput teman dan sebagainya. Tentu saja janji
tersebut harus dipenuhi. Dengankata lain pendekatan ini bertujuan melatih
siswa untuk disiplin dalam pola pikir maupun tindakannya agar senantiasa sesuai
dengan nilai-nilai atau moral yang menjadi pilihanya.
h.
Pendekatan
Memadukan
Pendekatan ini berusaha memadukan diri siswa dengan pengalaman nyata yang
dirancang oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini samgat
diperlukan contoh-contoh konkrit dari pengalaman suatu nilai. Murid perlu suatu
visualisasi dari pelaksanaan suatu nilai atau moral, karena nilai bersifat
abstrak.
Pedekatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung yang harus dilakukan
siswa terhadap pelaksanaan suatu nilai. Untuk keperluan itu pembelajaran ini
dapat menggunakan metode partisipatori, simulasi, sisio drma dan studi proyek.
C. Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan
Kewargaegaraan (Pkn) Di Sekolah Dasar
ada beberapa metode yang yang direkomedasikan, yaitu :
a.
Metode Ceramah
Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan
guru kepada siswa. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar banyak
mengandung informasi baru dan memerlukan penjelasan dari guru.
Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode lain seperti tanya jawab
atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi , sehingga
murid bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan
pembelajarannya.
b.
Metode Cerita
Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada
para siswa dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian tokoh-tokoh
tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-dongeng sejarah lokal.
Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu penghayatan nilai-nilai dan
moral serta sikap para siswa.
c.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari
guru, terutama apabila dalam proses pembelajaran, guru menggunakan Teknik
Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu guru dituntut menguasai teknik-teknik
bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat digunakan dalam
pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa.
d.
Metode Diskusi
Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi
komunikasi bayak arah (Multiway Trafict communication). Komunikasi
banyak arah yang terdiri dari guru-murid, murid-guru dan murid-murid sangat
ditutut dalam pembelajaran yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode ini salah asatu hal yag tidak
boleh dilupaka yaitu harus ada masalah yang didiskusikan. Oleh karena
itu metode ini lebih tepat dipakai dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yang menggunakan Teknik Value Inquiry.
e.
Metode Penugasan
Metode ini berusaha melatih siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
langsug yang telah dipersiapkan oleh guru. Tujuan penggunaan metode ini adalah
agar siswa memperoleh pengalama langsung, nyata, bekerja madiri dan jujur.
Sebagai contoh misalnya siswa ditugasi menuliskan pengalamanya dalam menolong
adiknya. Tugasnya yaitu: a) menuliskan dalam peristiwa apa dia menolong
adiknya; b) bagaimana cara menolongnya; dan c) bagaimana perasaannya pada waktu
memberikan pertolongan, dan seterusnya.
f.
Metode Permainan Atau Kompetisi
Metode ini sangat menarik siswa dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan
mengambil keputusan dan teutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar
(joyful learning). Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran
akan mudah diserap oleh siswa. Oleh karena itu metode ini berusaha dalam
menyajikan bahan ajar melalui bentuk permainan atau kompetisi.
Permainan dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh guru dan dapat
berupa teka-teki;papa bergambar (sejenis ular bertangga); kotak
rahasia; kartu bergambar dan lain-lain yang diciptakan guru. Isi pesa
yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa nilai, moral dan norma
sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
g.
Metode Simulasi
Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar dilakukan secra langsung melalui
kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini
siswa dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar